/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://ani.cursors-4u.net/toons/too-12/too1135.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

Jumat, 18 Desember 2015

MATERI LKMM PRA TD 2015/2016 STT-PLN Jakarta

                                                        


MATERI LKMM Pra TD 2015/2016 STT-PLN

LKMM Pra TD merupakan salah satu kegiatan yang wajib diikuti mahasiswa baru di setiap jurusan. Kegiatan ini diadakan dengan Tujuannya adalah memberikan pelatihan kepada mahasiswa baru bagaimana cara mengatur waktu, diri dan apapun yang berhubungan dengan dirinya agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menghadapi masalah-masalah yang ada.
Berikut adalah materi – materi yang di berikan oleh pemateri kepada peserta LKMM Pra TD 2015/2016

       1. BERPIKIR KRITIS

Kegiatan menggunakan akal budi untuk memutuskan sesuatu secara intelektual.

Faktor yang mempengaruhi:

1.      Pengalaman : masa lalu yang menjadi hikmah

2.      Persepsi : opini seseorang yang disampaikan dan belum tentu benar adanya

3.      SINA (sistem, nilai, asumsi) : trek, moralitas, batas, norma, etika

4.      Nilai : bersifat subjektif, abstrak.

5.      Data : bersifat penting dan ilmiah

6.      Pengamatan

Kesalahan berpikir:

1.      Terpengaruh emosi/ perasaan

2.      Ambigu (penafsiran ganda)

3.      Data tidak sesuai

4.      Over generalisasi (hiperbolis)

Berpikir kritis : suka mempertanyakan sesuatu, selalu ingin tahu, tidak mudah percaya.

1.      Apatis : cuek

2.      Skeptis : ikut merasakan, tapi tidak bertindak

3.      Kritis : merasakan, responsif, aktif

Perlu informasi dari :

1.      Pengalaman

2.      Pernyataan seseorang

3.      Pertanyaan, menemukan jawaban

Kesimpulan:

1.      Sering menggali fakta

2.      Memilih alternatif

3.      Pikirkan dampak yang mungkin timbul

4.      Menjatuhkan pilihan

    alur berpikir :

·         pengenalan persepsi

·         mencari pangkal pikir

·         menghubungkan pagkal pikir

·         menarik kesimpulan

    macam-macam berpikir:

1.      berpikir gegabah : tidak hati2, teledor

2.      berpikir logis : kegiatan berpikir menurut pola tertentu, tegasnya menurut logika berpikir (deduksi-induksi; rasionalism-empirism; abstrak-konkrit; apriori-aposteriori)

3.      berpikir kritis 

2. Persepsi

·  Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito).
·  Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff).
·  Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).
·  Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson).
·  Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).
·  Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadaplingkungan oleh seorang individu (Krech).
·  Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimiliki.

Kalau dilihat, banyak sekali definisi dari persepsi. Memang setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda, dan semua itu tidak ada yang salah. Faktor yang mempengaruhi persepsi :
1. Internal : sikap, perhatian kebiasaan, kemauan, set(ekspektasi).
2. Eksternal : stimulus, lingkungan, pendidikan.

Persepsi yang baik adalah persepsi yang mampu melihat suatu hal secara keseluruhan.

3. Berbicara Efektif

Kata-kata yang keluar dari seseorang sangatlah mudah untuk dilakukan. Setiap manusia mampu mengeluarkan kata-kata (berbicara) dengan mudah (kecuali tunawicara), tetapi berbicara efektif kepada seseorang sangat sulit untuk dilakukan, apalagi berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum suara yang dikeluarkan membutuhkan teknik-tekniknya supaya tidak salah ketika mengungkapkan kata-kata serta tidak monoton dan membosankan.
Seseorang yang berbicara tidak dipengaruhi oleh suara, tetapi dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengeluarkan suara. Walaupun memiliki suara yang begitu bagus, terkadang ia tak bisa untuk berbicara efektif. Tetapi terkadang ada seseorang yang tidak memiliki suara bagus, dapat melakukan pembicaraan yang efektif dengan orang lain ataupun kelompok orang.
Secara sederhana berbicara dapat diartikan sebagai kata-kata yang keluar dan diucapkan melalui suara. Sedangkan istilah kata dalam bahasa indonesia diambil dari bahasa sansakerta yaitu ”katha” yang artinya “bahasa”, “cerita” atau “dongeng”. Dalam bahasa Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi “kata”. Menurut siswanto sutojo menyatakan bahwa: ”Kata adalah alat utama untuk berbicara secara efektif”.
Menurut Bunga Ayesha menyatakan bahwa:  ”Berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa lisan”.
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia tertulis bahwa berbicara adalah : ”berkata, bercakap, berhasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan dan sebagainya) atau berunding”.
Tarigan berpendapat bahwa : ”Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”.
Hal ini senada dengan pendapatnya Mulgrave yang menyatakan bahwa: ”Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran”.
Jadi pada prinsipnya berbicara dapat dikatakan efektif apabila suara yang dikeluarkan dapat didengar dengan jelas (artikulasi kata jelas) dan cara menyampaikannya pun tidak terlalu cepat serta tidak monoton yang nantinya akan membuat kebosanan dalam mendengarkannya.

4. A.K.U

AKU adalah singkatan dari kata AMBISI, KENYATAAN, dan USAHA. Beberapa dari rekan-rekan mungkin sudah pernah mendapatkan materi ini dari pelatihan ataupun seminar. 3 hal ini saling berkaitan satu sama lain. Dan ini bisa menjadi media introspeksi kita, tentunya untuk membantu pencapaian hasil yang lebih maksimal.
- A  M  B  I  S  I
Ambisi bisa diartikan sebagai keinginan yang besar untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Ketika kita memiliki suatu goal atau tujuan di akhir, maka pertanyaan berikutnya seberapa besar keinginan kita untuk mencapainya. Mereka yang hanya sekedar-sekedar saja dalam menginginkan goalnya tentu saja pada akhirnya yang dicapai juga hanya sekedar-sekedar, tidak bisa maksimal.
Lantas apa bedanya ambisi dengan motivasi? Jika ambisi adalah keinginan yang begitu kuat untuk mencapai sesuatu, maka motivasi adalah hal-hal yang mendorong kita untuk mewujudkan ambisi itu tadi. Ambisi tanpa motivasi biasanya hanya akan tumbang di tengah jalan.
Hubungan antara goal, ambisi, dan motivasi bisa dianalogikan seperti ketika kita hendak bepergian ke suatu tempat, katakanlah Dream City. Maka Dream City bisa dibilang sebagai goal. Nah, letak ambisi adalah pada keinginan kita. Kita bener-bener ingin atau tidak pergi ke Dream City. Sedangkan motivasi lebih kepada bahan bakar atau perbekalan. Cukup ngga sih, bekal kita untuk pergi ke Dream City. 
- K E N Y A T A A N
Kenyataan bahasa gampangnya adalah kondisi atau keadaan Anda saat ini. Kalau dikaitkan dengan ambisi, kenyataan lebih pada faktor-faktor yang mempengaruhi peluang keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan yang menjadi ambisi kita.
Goal ada, ambisi besar, tapi kenyataan yang ada tidak mendukung akan sulit untuk mencapai keberhasilan. Oleh karena itu kita perlu mengenali kenyataan yang ada pada diri kita. Sudah sesuaikah dengan ambisi kita? Jangan-jangan cuma ambisinya saja yang besar.
- U  S  A  H  A
Usaha dalam konteks materi AKU adalah upaya atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai ambisi. Mari coba kita kaitkan dengan point kedua, yaitu kenyataan.
Pada saat kita menganalisis kenyataan yang ada, maka akan kita dapati beberapa kelemahan yang mungkin menjadi penghalang dalam pencapaian suatu ambisi. Disini ada 2 sikap yang bisa kita ambil. Pertama adalah mengganti ambisi dan goal yang sudah ditetapkan. Kedua adalah mencari solusi atas kekurangan tersebut, dan menjadikannya kekuatan untuk mendukung kita mencapai goal.
Biasanya, ketika kita sudah sangat menginginkan sesuatu, sangat jarang langkah pertama ditempuh. Namanya juga sangat menginginkan sesuatu, tentu tidak bisa begitu saja mengubahnya. Sayangnya, masih banyak juga yang pada akhirnya terjebak dalam angan-angan palsu, ambisi yang tidak tercapai. Menginginkan sesuatu, tapi karena kenyataan tidak mendukung lantas menyerah. Ambisi dan goalnya sih tetap, tapi usahanya itu .

5. Mendengar Aktif

Aktif, mendengar efektif, merupakan kebiasaan,
sebagaimana dasar komunikasi aktif.
Tujuan mendengar aktif terpusat pada siapa yang Anda dengarkan, meskipun di dalam kelompok atau perorangan, dengan tujuan untuk mengerti apa yang ia katakan. Sebagai pendengar, Anda kemudian harus mungkin mengulang kembali dengan kata-kata Anda sendiri apa yang mereka katakan tentang kepuasan mereka. Ini tidak berarti Anda setuju, tetapi cenderung pada, mengerti apa yang mereka katakan.
Apa yang mempengaruhi ketika mendengar?
Apa yang Anda pikirkan tentang suatu pokok pikiran?
Apakah ini baru atau Anda mempunyai banyak pengalaman tentang itu?
Apakah sulit dimengerti atau sederhana?
Apakah penting untuk Anda atau hanya suatu lelucon?
Apakah pembicara berpengalaman atau gelisah?
Apa isyarat yang digunakan pembicara?
Apa kerangka pikirannya?
Bagaimana minat, ancaman, kecerdasan, dan seterusnya, dan seterusnya.?

Apakah pesan diilustrasikan
secara visual atau dengan contoh
?
Apakah teknologi d?unakan secara efektif (berdaya guna)?
Apakah konsep-konsep dikenalkan secara bertahap, atau dengan contoh?
Apakah ruang cukup mendukung untuk mendengar?
atau untuk berinteraksi atau bertukar pikiran dengan pembicara?
Apakah ada gangguan yang dapat dihindarkan?
Gambaran berikut adalah faktor-faktor eksternal.
Sekarang : bagaimana tentang Anda, sebagai pusat, pendengar? Siapkan diri dengan sikap yang positif.
  • Konsentrasikan perhatian Anda pada subyek.
    Berhenti dengan kegiatan yang tidak ada hubungannya sebelum berorientasi dengan diri Anda pada pembicara atau topik (pokok persoalan).
  • Pertimbangkan secara mental apa yang Anda sudah ketahui tentang subyek..
    Aturlah berdasarkan materi terdahulu dalam kaitan dengan pengembangan selanjutnya.
    (pelajaran-pelajaran sebelumnya, program televisi, artikel surat kabar, web sites, pengalaman hidup yang nyata sebelumnya, dan seterusnya)
  • Menghindarkan Gangguan
    Tempatkan diri Anda secara tepat dekat dengan pembicara.
    Menghindarkan gangguan dari ( sebuah jendela, tetangga yang cerewet, ribut, dan seterusnya).
  • Mengakui keadaan suatu emosi
    Menangguhkan emosi sampai nanti, atau berpartisipasi secara pasif kecuali kalau Anda dapat mengendalikan emosi.
  • Kesampingkan prasangka Anda, pendapat Anda.
    Anda sekarang belajar apa yang dikatakan pembicara , tidak cara lain di sekitar.
Mendengar secara aktif
  • Menjadi arah lain; berkonsentrasi pada komunikasi dengan orang
    Ikuti dan pahami pembicara sebagaimana kalau Anda berjalan dengan sepatu mereka.
  • Dengar dengan telinga Anda tetapi juga dengan mata dan pengertian lain.
  • Hati-hati: menjawab secara lisan bagian-bagian di dalam pembicaraan.
    Biarkan argumentasi atau presentasi berlangsung sesuai dengan pelajaran.
    Jangan Anda menyatakan setuju atau tidak, tetapi mendorong melatih pikiran.
  • Melibatkan:
    Secara aktif menanggapi mengarahkan pertanyaan
    Gunakan posisi tubuh Anda ( misalnya, bersandar ke depan) dan perhatian pada dorongan dan tanda yang menarik dari pembicara.

6.SRK (SASARAN, RESIKO, KONSEKUENSI)

• Sasaran adalah sesuatu yang ingin dituju baik individu maupun kelompok.
• Dalam mencapai sasaran mengikuti konsep SMART (specific, measurable, achieveable, result oriented, timely)
• Resiko adalah kemungkian untuk bertemu dengan sesuatu yang tidak diinginkan.
• Konsekuensi adalah hasil yang didapatkan setelah melakukan sebuah perbuatan di waktu yang lain.
• Manfaat SRK diantaranya : terbentuk pola pikir prestatif dan pedoman.

7.PENGENALAN DIRI

• Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya shingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar.
• Berdasarkan pengetahuan diri dan orang lain, daerah dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah publik, daerah buta, dan daerah yang tidak diketahui.
• Ada empat macam golongan manusia, yaitu Sanguinis (popular), plegmatis (damai), Korelis (kuat), dan melankolis (sempurna).
• Sifat dapat berasal dari keturunan, lingkungan, dan juga kehendak bebas.

8.PENGEMBANGAN DIRI

• Waktu adalah sesuatu yang sangat penting, namun penggunaannya terkadang sia-sia.
• Penyebab kurangnya pengaturan waktu di antaranya merasa diatur orang lain dalam pengaturan jadwal dan harus dipatujhi serta melakukan kegiatan yang tidak penting untuk dilakukan.
• Dalam pengaturan waktu perlu menggunakan kuadran waktu yang menentukan skala prioritas.
Kuadran Penting Tidak penting
Mendesak Kuadran 1 Kuadran 3
Tidak mendesak Kuadran 2 Kuadran 4

demikianlah materi - materi LKMM Pra TD yang di berikan oleh pemateri kepada peserta LKMM Pra TD yang di ikuti pada tanggal 11 s/d 13  Desember 2015 di STT-PLN Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adventure Time - Finn 3